Pada tahun 2000 seorang pemain Mallorca asal Kamerun bernama Lauren Etame didatangkan Arsene Wenger pelatih The Gunner pada saat itu sebagai gelandang tengah. Namun sesampainya di Arsenal, sang nahkoda memiliki pandangan lain dalam menentukan posisi bermain untuk Lauren Etame. Arsene Wenger memaksa Lauren untuk berpindah peran dari gelandang tengah menjadi bek sayap kanan. Hal ini membuat Lauren beberapa kali berontak dan mengkritik kebijakan sang pelatih. ’’Tidak, Saya bukan seorang bek kanan. Saya bermain sebagai gelandang tengah dan juga sebagai pemain sayap’’ ujar Lauren kepada wenger. Namun berkali-kali juga Arsene meyakinkan Lauren bahwa dia bakal menjadi bek kanan kelas atas. ’’bagaimanpun merubah posisi bermain seorang pemain dengan posisi baru sangatlah tidak mudah, tapi aku melihat masa depan Lauren berada di bek kanan’’.
Kesabaran Wenger membuahkan hasil, Lauren menjadi bek kanan paling solid di Liga Inggris dan membentuk kuartet bersama Campbell, Toure dan Cole sebagai barisan bek yang sangat sulit untuk dilewati para penyerang lawan. Hingga pada akhirnya Arsenal menjuarai Liga Primer Inggris tahun 2002 dan 2004 Arsenal menyabet gelar juara tanpa terkalahkan selama satu musim. Sebuah rekor yang belum terpecahkan sampai sekarang dan kemudian skuad Arsenal pada musim tersebut mendapat julukan The Invincible.
Hal yang sama sebenarnya banyak dilakukan oleh pelatih-pelatih di Dunia termasuk di Indonesia, contohnya adalah ketika Timnas U-19 besutan Coach Indra Sjafri merubah posisi bermain Asnawi Mangkualam dari gelandang serang menjadi menjadi bek kanan karena pada saat itu Rifad Marasabessy yang berposisi asli bek kanan sedang mengalami cedera dan Indra Sjafri melihat Asnawi bisa memerankan posisi tersebut dengan baik. Pada akhirnya justru Asnawi sekarang menjadi bek kanan andalan Klub PSM Makassar dan Timnas U-23.
Ada sebuah cerita seorang Guru di sebuah SMA Kota P. Sebut saja namanya Bu Hajah, beliau adalah seorang yang dianggap memiliki kemampuan untuk melihat bakat siswa-siswanya. Beberapa dari siswanya dikemudian hari ternyata berprofesi persis apa yang dikatakan oleh Bu Hajah. Suatu pagi, Doyok Bendrat (bukan nama sebenarnya) ditanya oleh Bu Hajah ’’Yok, kamu bercita-cita menjadi apa?’’ Dan Doyok pun menjawab ’’Jadi orang sukses Bu...’’ Bu Hajah membalas ’’berolahragalah yang rajin, Kamu bisa menjadi Polisi...’’ dikemudian hari Doyok Bendrat benar-benar menjadi Polisi. Sebenarnya banyak sekali ucapan Bu Hajah tentang proyeksi masa depan siswanya yang menjadi kenyataan, namun tidak bisa Saya sebutkan semua.
Orang-orang seperti Arsene Wenger, Indra Sjafri dan Bu Hajah adalah orang-orang istimewa yang memperlakukan anak didiknya secara istimewa. Mereka tahu apa yang terbaik untuk masa depan anak didiknya, memiliki pandangan jauh ke depan, punya keyakinan penuh terhadap bakat anak didiknya dan setiap anak didik punya keistimewaan masing-masing.
Peran Guru, Pelatih, Mentor sangatlah penting dalam membimbing anak didik, melihat bakat mereka, mengarahkan mereka, menunjukkan jalan mereka, mengantarkan mereka pada kesuksesan. Banyak anak berbakat namun tidak dapat mengeluarkannya dengan maksimal karena perlakuan yang kurang tepat, maka dibutuhkanlah seorang mentor, guru atau pelatih yang tepat untuk mereka.
Sebagaimana pandangan Michelangelo terhadap karya seninya. Michelangelo beranggapan bahwa semua yang ada di Dunia memang sudah ada yang menciptakan, seperti ucapannya ketika ditanya tentang patung dan lukisan yang ia buat ’’Aku tidak menciptakan patung david, patung itu sudah ada didalam batu marmer, Aku hanya mengeluarkannya dari sana ’’. atau lukisannya ’’gambar itu sudah ada di dalam kanvas, Aku hanya menebalkannya saja’’. Setiap anak istimewa, setiap anak berbakat hanya saja beberapa dari mereka belum mengetahui atau sudah mengetahui namun belum menemukan mentor yang tepat.