beberapa waktu yg lalu saya ke semarang, sekitar 3 hari disana, meskipun sebentar saya ingin menyempatkan diri mengunjungi kampus hijau unnes, aku mampir di warung burjo sekedar minum segelas es kopi, sebenarnya saya ingin mampir ke warung pak matori warung langganan semasa kuliah namun saya tak cukup keberanian untuk datang, saya belum memiliki jawaban untuk pertanyaan beliau ketika terakhir saya datang kesana sekitar 3 tahun lalu.
saya mengingat sesuatu, kemudian aku merogoh saku tas, kuambil satu rangkaian kunci, yang paling besar adalah kunci pintu kamar dua kunci gembok lemari dan yang paling kecil kunci gembok untuk piringan cakram sepeda motor. aku tersenyum, aku berfikir barangkali waktu itu ibu kost sedang kebingungan mencari kunci salah satu kamarnya.
memegang rangkaian kunci ini semakin membuatku ingin datang ke rumah kost, kangen suasana bersama teman-teman, membuka kamar dan meletakkan tas punggung kemudian keluar kamar mendatangi teman-teman menceritakan perjalananku dari rumah ke semarang, saya mampir sebentar di indomaret, memakai jas hujan, kawasan kota lama banjir, memberikan informasi bahwa di demak ada razia polisi, menertawai remaja yang panik lalu lantang karena merasa tidak lengkap, dan juga sensasi salip menyalip dengan bus GP yang ugal ugalan.
namun kenyataannya lain, tentu saja rumah kost sudah ditempati orang lain, suasana jelas lain.
sama seperti kunci dan mantan rumah kostku dahulu, kampus ini sudah bukan lagi tempatku. unnes memang penting bagi saya, namun ini sudah lebih dari cukup, sudah lebih dari cukup untuk menyadari bahwa tak ada lagi alasan untuk datang kesini.
EmoticonEmoticon