Bahan Kerja teknik

S O N I 12:49 PM 0

 


Bahan Kerja teknik

Bahan kerja teknik dapat digolongkan dalam kelompok logam dan non logam. Selain dua kelompok tersebut ada kelompok lain yang dikenal dengan nama  metalloid  (menyerupai logam) yang sebenarnya termaksuk bahan bukan logam. Logam dapat digolongkan pula dalam kelompok logam ferro yaitu logam yang mengandung besi, dan logam non ferro atau logam bukan besi.

1) Material logam

2) Material non logam

Berdasarkan pada komposisi kimia, logam dan paduannya dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu:

1) Logam besi / ferrous

2) Logam non besi / non ferrous

Logam-logam besi merupakan logam dan paduan yang mengandung besi (Fe) sebagai unsur utamanya. Logam-logam non besi merupakan material yang mengandung sedikit atau sama sekali tanpa besi. Dalam dunia teknik mesin, logam (terutama logam besi / baja) merupakan material yang paling banyak dipakai, karena pada umumnya kuat, ulet, dan mudah dibuat dalam berbagai bentuk praktis, tetapi material-material lain juga tidak dapat diabaikan. Material non logam sering digunakan karena material tersebut mempunyai sifat yang khas yang tidak dimiliki oleh material logam.

Dari semua jenis logam dapat digolongkan menjadi logam murni dan logam paduan. Logam paduan artinya logam yang dicampur dengan logam atau bahkan dicampur dengan bukan logam. Dari semua golongan logam dapat dibedakan menjadi lima bagian yaitu : 

a) Logam berat adalah apabila berat jenisnya lebih dari 5 kg/dm. misalnya : nikel, kromium, tembaga, timah, seng, dan besi.

b) Logam ringan adalah apabila berat jenisnya lebih besar dari 5 kg/dm. misalnya : alumunium, magnesium, natrium, titanium, dan lain-lain.

c) Logam mulia adalah logam yang tidak dicampur dengan logam lain atau unsure lain sudah dapat digunakan sebagai bahan teknik. Misalnya: emas, perak, dan platina.

d) Logam refraktori yaitu logam tahan api. Misalnya:  wolfram, molebdenum, dan titanium.

e) Logam radioaktif. Misalnya : uranium dan radium.

Dalam penggunaan dan pemakaian pada umumnya, logam tidak merupakan logam murni melainkan logam paduan. Logam murni pertain ini adalah logam yang tidak dicampur dengan unsur lainya atau pengertian lain yaitu yang diperoleh dari alam (hasil tambang) dalam keadaan murni dengan kadar kemurnian 99,99 % Dengan memadukan dua logam atau lebih dapat diperoleh sifat-sifat yang lebih dari pada logam aslinya. Memadukan dua logam yang lemah dapat diperoleh logam. Paduan yang kuat dan keras. Misalnya tembaga dan timah, keduanya adalah logam yang lunak, bila dipadukan menjadi logam yang keras dan kuat dengan nama perunggu. Besi murni adalah bahan yang lunak sedangkan zat arang (bukan logam) adalah bahan yang rapuh, paduan besi dengan zat arang menjadi baja yang keras dan liat.

Logam pada umumnya terdapat di alam (tambang) dalam bentuk bijih-bijih berupa batuan atau mineral. Bijih logam tersebut masih terikat dengan unsur-unsur lain sebagai oksida, sulfide atau karbonat.

1.      Logam Ferro

Logam ferro adalah logam besi. Besi merupakan logam yang penting dalam bidang teknik, tetapi besi murni terlalu lunak dan rapuh sebagai bahan kerja, kontruksi atau pesawat. Oleh karena itu besi selalu bercampur dengan unsur lain, terutama zat arang / karbon.

2.      Logam Non Ferro dan Paduanya

Logam non ferro atau logam bukan besi adalah logam yang tidak mengandung unsure besi (Fe). Logam non ferro murni kebanyakan tidak digunakan begitu saja tanpa dipadukan dengan logam lain, karena biasanya sifat-sifatnya belum memenuhi syarat  yang diinginkan. Kecuali logam non ferro murni, platina, emas dan perak tidak dipadukan karena sudah memiliki sifat yang baik, misalnya ketahanan kimia dan daya hantar listrik yang baik serta  hantar listrik yang baik serta cukup kuat, sehingga dapat digunakan dalam keadaan murni. Tetapi karena harganya mahal, ketiga jenis logam ini hanya digunakan untuk keperluan khusus. misalnya dalam teknik proses dan laboratorium di samping keperluan tertentu seperti perhiasan dan sejenisnya.

Logam non ferro juga digunakan untuk campuran besi atau baja dengan tujuan memperbaiki sifat-sifat bajja. Dari jenis logam non ferro berat yang sering digunakan untuk paduan baja antara lain, nekel, kromium, molebdenum, wlfram dan sebagainya.

Bahan Kerja Non Logam

S O N I 12:47 PM 0

 


Bahan Kerja Non Logam

1.      Fiberglass

Bahan non logam ternyata juga banyak digunakan sebagai bahan untuk membuat bodi kendaraan. Salah satu bahan non logam tersebut yaitu fiberglass. Fiberglass merupakan bahan paduan atau campuran beberapa bahan kimia (bahan komposit) yang bereaksi dan mengeras dalam waktu tertentu. Bahan ini mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan bahan logam, diantaranya : lebih ringan, lebih mudah dibentuk, dan lebih murah.

Fiberglass atau serat kaca telah dikenal orang sejak lama, dan bahkan peralatan-peralatan yang terbuat dari kaca mulai dibuat sejak awal abad ke 18. Mulai akhir tahun 1930-an, fiberglass dikembangkan melalui proses filament berkelanjutan (continuous filament proses) sehingga mempunyai sifat-sifatnyang memenuhi syarat untuk bahan industri, seperti kekuatannya tinggi, elastis, dan tahan terhadap temperature tinggi.

Membayangkan peralatan-peralatan yang terbuat dari kaca (glass), kebanyakan orang akan beranggapan bahwa peralatan tersebut pasti akan mudah pecah. Akan tetapi melalui proses penekanan, cairan atau bubuk kaca diubah menjadi bentuk serat akan membentuk bahan tersebut dari bahan yang mudah pecah (brittle materials) menjadi bahan yang mempunyai kekuatan tinggi (strong materials). Manakala kaca (glass) diubah dari bentuk cair atau bubuk menjadi bentuk serat (fiber), kekuatannya akan meningkat secara tajam. Kekuatan tarik maksimal dari satu serat kaca dengan diameter 9 – 15micrometer mencapai 3.447.000 kN/m2. Oleh karena itu fiberglass merupakan salah satu material/bahan yang mempunyai kekuatan sangat tinggi.

2.      PCB

Printed Circuit Board ( PCB ) adalah sebuah papan rangkaian yang terbuat dari bahan ebonit ( Pertinax ) atau  fiber glass dimana salah satu sisi permukaannya dilapisi dengan tembaga tipis. Jenis ini umumnya disebut single side karana hanya memiliki satu permukaan yang berlapiskan tembaga. Sedangkan PCB yang kedua sisinya digunakan untuk pembuatan rangkaian yang bersifat kompleks dan rumit, sehingga kedua bagian sisinya dapat difungsikan sebagai jalur – jalur pengawatan, PCB ini juga berfungsi sebagai dudukan komponen – komponen.

Pada saat rangkaian dihubungkan dengan umber tegangan, maka jalur – jalur pengawatan pada PCB ini akan berfungsi sebagai penghantar arus listrik. Jalur–jalur pengawatan tersebut akan menghubungkan satu komponen dengan komponen yang lain secara terpadu, sehingga berbentuk suatu rangkaian elektronik.

Dengan menggunakan PCB didalam perakitan – perkitan peralatan elektronik, diperoleh keuntungan antara lain :

1.    Mudah mencari kerusakan, jika alat tersebut mengalami gangguan.

2.    Dapat dibuat peralatan elektronik yang semakin kecil, karana tempat dudukan komponen dapat dipersempit.

3.    Sedikit menggnakan kabel.

4.    Pada peralatan yang bekerja dengan frekwensi tinggi dapat dicegah terjadinya frekwensi liar.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan PCB yaitu :

1)    Lebar Jalur Rangkaian

Lebar jalur yang baik dalam merencanakan PCB adalah lebar jalur yang sesuai dengan arus yang akan mengalir pada jalur PCB tersebut. Berikut ini adalah table lebar jalur dalam hubungannya dengan arus :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2N-wTKZWdBDmuS3MC40pU0etSpL3WX18YXftKwZenEQ-CdzXrARzQs6le_KYoQ-cEa3tPWh5KpCkH3XtP9SdhmYxYBn_8YvgT5d9ToiHKF2l_-ixfYB-lCJa3O6WQLgLFJOfgCaE69Pg/s400/tabel+lebar+jalur+pcb+.png

 

 

2)    Jarak Jalur

Jarak jalur pada PCB disesuaikan dengan besar tegangan yang akan bekerja pada PCB tersebut, adapun tabelnya adalah :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEgVSkgGtnMMiWgttlhvlnSYjEdQ1hHSk7aGP2vw2GdHYMluTNjkLpqWegDc_oq0P6XGiM2Nh-g5o83hYfxVG75WxMdBBP_fDN1XhjhNFDtKg7iwu-EqIhZ-rK5FoAolVju4tCqi5EovU/s400/jarak+spasi+PCB.png

3)    Ukuran Mata Donut/Pad

Dalam perencanakan PCB ukuran Donut yaitu dua sampai tiga kali ukuran mata bor yang akan digunakan, misalnya ukuran mata bor yang akan digunakan adalah 1 mm, maka ukuran Donutnya 2 – 3 mm ( 0,08 – 0,012 inch ).

4)    Ukuran Mata Bor

Ukuran mata bor yang digunakan dalam pembuatan PCB disesuaikan dengan komponen yang akan digunakan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhY-hc2eY2MfpbHp0UcAVRC1M6z5waynCug_CMcGoIWv27vNbP-8GRmzhfVXrScCvhCiH-TPeLU45a6v8xOoou87_qdKLkoMyhpFKUoaXb0epvbxh-GwAFJEbHP7JEWX954DgVvSQpMV2o/s400/ukuran+mata+bor+pcb.png 

5)    Dimensi Komponen

Dimensi komponen atau bentuk komponen sangat menentukan penataan tampak atas dan penataan tampak bawah dari PCB yang akan direncanakan. Demikian pula jarak antara kaki komponen sangat menentukan jarak antara donutnya atau pad.

6)    Bentuk Jalur

Dalam merencanakan PCB bentuk jalur yang akan digunakan atau digambar pada PCB sangat penting untuk diperhatikan, berikut ini adalah contoh bentuk jalur yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk digunakan pada perencanaan PCB.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNmlat_La5z3VYkDIcAY9PD9NbgzOoDd9BqH5QiWe39EjWroOAjTeHBrd09qJOUUB9llJfdnlAHc9a1DUIXICG0BQe9kCGMSO3MIvwxCBkertkEWT1IFpJhOXE4fzBav6twTe-zrTFZN4/s400/bentuk+jalur.png

 

Teknik Menggergaji

S O N I 12:44 PM 0

 


Teknik Menggergaji

Gergaji

Peralatan utama dalam kegiatan menggergaji dalam kerja bangku adalah gergaji tangan (Hack saw).Gergaji tangan terdiri dari bingkai (sengkang) untuk pembentangan daun gergaji, tangkai (gagang) untuk pegangan, daun gergaji sebagai pemotong, dan mur/baut pengencang untuk menegangkan daun gergaji.


Gambar 4.1 Gergaji Tangan

Bingkai gergaji ada yang dibuat dari pipa baja, baja pejal, atau pelat baja yang dibentuk.Bingkai geraji harus kuat dan tidak mudah bengkok, karena harus mampu menegangkan daun gergaji saat digunakan.Bingkai gergaji dapat menyesuaikan dengan panjang daun gergaji melalui bingkai yang dapat disetel atau melalui pilihan lubang-lubang yang ada pada baut penegang.Pada baut penegang pada umumnya dipasang baut kupu-kupu untuk mengencangkan daun gergaji.

Daun gergaji tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur yang sederhana, bagian sisinya terdapat gigi-gigi pemotong yang dikeraskan.Bahan daun gergaji pada umumnya terbuat dari baja perkakas (tool steel), baja kecepatan tinggi (HSS/high speed steel), dan baja tungsten (tungsten steel).

Daun gergaji tersedia dalam bergai macam ukuran, antara lain dapat ditinjau dari jumlah gigi pada setiap inchi, pada umumnya yang digunakan yang memiliki jumlah gigi 14; 18; 24; dan 32 setiap inchi. Pemilihan daungergaji harus disesuaikan dengan bahan yang akan dipotong serta ukurannya.

Pemilihan Daun Gergaji dapat dilihat dari spesifikasinyameliputi jenis, simpangan gigi (lihat keg.Belajar 1), jumlah gigi setiap panjang 1 inchi, dan panjang daun gergaji ditentukan oleh jarak sumbu lubang. Contoh penulisan spesifikasi daun gergaji secara lengkap: Single cutstraight set-18T-12"

 

 

 

Tabel 4.1 Jenis daun gergaji dan fungsinya


Tabel 4.2 Jumlah gigi gergaji dan penggunaannya

Jumlah Gigi/Inchi

Penggunaan

 

 

 

14 – 18

 

 

Untuk bahan pejal yang besar/tebal dari St. 37, Tembaga, Kuningan, dan Besi tuang

 

 

22 – 24

 

 

Untuk bahan yang keras, berbentuk dan tebal / baja karbon

 

 

28 – 32

 

 

Untuk bahan yang keras, berbentuk tipis atau pelat (tebal min. 2,4 mm)

 

Simpangan pada gigi gergaji dibuat supaya alur hasil pemotongan lebih lebar sedikit dibanding tebal daun gergaji itu sendiri, dengan demikian pada saat digunakan untuk memotong daun gergaji tidak terjepit benda kerja.


Celah bebas

 

Gambar 4.2 Simpangan Gigi Gergaji

Rangkuman

Dalam teknik menggergaji ini, alat utama yang digunakan adalah gergaji tangan. Gergaji tangan terdiri dari bingkai (sengkang) untuk pembentangan daun gergaji, tangkai (gagang) untuk pegangan, daun gergaji sebagai pemotong, dan mur/baut pengencang untuk menegangkan daun gergaji.

Dalam kegiatan menggergaji, pemilihan jumlah gigi gergaji juga sangat penting untuk diperhatikan karena jumlah gigi gergaji tersebut digunakan sesuai dengan jenis dan bentuk bahan yang dikerjakan.


Persyaratan Instalasi listrik

S O N I 12:42 PM 0

 


Persyaratan Instalasi listrik

Kesalahan dalam pemasangan, penggunaan maupun dalam perbaikan atau pemeliharaan instalasi listrik dapat menimbulkan bahaya atau kecelakaan  sehingga merugikan pengguna, peralatan maupun lingkungan. Bahaya yang ditimbulkan antara lain disebabkan oleh :

1. Arus hubung singkat ( konsleting ), menyebabkan kebakaran atau kerusakan pada peralatan ( peralatan instalasi atau peralatan pemakai )

2. Kejut listrik, yaitu arus berlebihan yang melalui tubuh

3. Panas yang timbul pada sambungan kabel, komponen atau alat pemakai.

 Untuk itu instalasi listrik harus memenuhi persyaratan utama sebagai berikut  :

1. Syarat Keselamatan kerja (Aman)

Yaitu keselamatan manusia, peralatan dan lingkungan. Jadi instalasi listrik harus aman bagi keselamatan pengguna ataupun orang-orang sekitar, aman bagi peralatan dan aman bagi alam sekitar.

2. Syarat keandalan (Andal)

Instalasi listrik harus bisa memenuhi fungsi dan kebutuhan pengguna secara terus menerus sebab pemutusan aliran listrik dapat merugikan pengguna, bahkan bisa menyebabkan kecelakaan/kematian. Gangguan atau kerusakan yang mungkin timbul harus mudah dan cepat diperbaiki. Harus diusahakan agar terhentinya aliran listrik hanya ada pada daerah disekitar kerusakan/gangguan.

Sesuai dengan beban/pengguna, keandalan listrik dikatagorikan menjadi :

a. Keandalan sangat tinggi. 

Terhentinya aliran listrik bisa mengakbatkan kematian atau kecelakaan. Misal ruang operasi di rumah sakit, lift, eskalator, lalu lintas padat/ramai.

b. Keandalan tinggi. 

Terhentinya aliran listrik menyebabkan kerugian material yang sangat besar. Hal ini terjadi di pabrik-pabrik/industri.

c. Keandalan normal. 

Terhentinya aliran listrik tidak begitu berbahaya dan kerugian yang ditimbulkan cukup kecil. Misalnya di perumahan/pemukiman

d. Mutu. 

Artinya pengguna/konsumen harus mendapatkan aliran listrik yang sesuai dengan ukuran normal. Tegangan dan daya harus sesuai dengan kesepakatan.

3. Syarat  ekonomis

Biaya pemasangan dan pemeliharaan/perbaikan instalasi listrik sedikit mungkin, tetapi mendapatkan keuntungan yang besar/banyak. Jadi instalasi listrik harus dibuat sesederhana mungkin.

Guna memenuhi persyaratan di atas, maka instalasi listrik harus berpedoman dan sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu Persyaratan Umum Instalasi Listrik tahun 2000 (PUIL 2000)



Perlengkapan Hubung Bagi Pada Gardu Induk

S O N I 12:38 PM 0

 




          Perlengkapan Penghubung dan Pemisah

Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) dan Kendali ialah suatu perlengkapan atau peralatan listrik yang berfungsi sebagai pengendali, pengubung dan pelindung serta membagi tenaga listrik dari sumber tenaga listrik seperti; pembangkit, gardu induk, gardu distribusi dan transformator ke saluran pelayanan atau ke pelanggan. Jika komponen-komponen dari PHB terlihat dari luar tanpa perlindungan selungkup tertutup maka PHB itu dari jenis terbuka. Pembuatan lain adalah PHB tertutup. Menurut ukuran dan bentuknya PHB disebut elmari, kotak atau meja hubung bagi.

Ciri-ciri lemari hubung bagi antara lain:

§  Selungkup dan kerangka pada umumnya terbuat dari besi

§  Dapat bediri sendiri pada lantai, pada dinding atau dipasang dalam dinding

§  Di bagian papan terdapat panel atau konstruksi panel-panel logam sebagai penutup dan perlindungan dari komponen-komponen yang terdapat di dalamnya dan panel itu ditempatkan alat pelayanan atau alat ukur.

Fungsi PHB untuk :

o   Mengendalikan sirkuit dilakukan oleh saklar utama

o   Melindungi sirkuit dilakukan oleh fase/pelebur

o   Membagi sirkuit dilakuan oleh pembagian jurusan/kelompok

Syarat-syarat umum :

Secara umum sebuah PHB harus disusun dan dipasang sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan teratur, selain itu keberadaan PHB juga menentukan bahwa pemeliharaan, pemeriksaan dan pelayanan harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan aman. Selanjutnya sesuai dengan syarat pengoperasian kemudahan pengamatan pengukuran, penekanan tombol, pemutaran atau pelayanan saklar, maka perkerjaan-pekerjaan ini harus dapat dilakukan dari bagian depan, tanpa alat bantuan, seperti tangga atau alat-alat lainnya.

Sehubungan dengan itu syarat PHB juga menentukan bahwa di bagian depan, lorong dan sisi kiri kanan PHB harus terdapat ruang bebas selebar   sekurang-kurangnya   0,75   meter   untuk   tegangan   rendah atau

1  meter  pada  tegangan  menengah  dan  tinggi  PHB  sekurang-kurangnya


 

2 meter. Lorong yang di sisi kanan kirinya terdapat instalasi listrik tanpa dinsing pengaman, lebarnya harus sekurang-kurangnya 1,5 meter.

Di sekitar PHB tidak boleh diletakkan barang yang mengganggu kebebasan bergerak. Untuk pemasangan pada dinding di tempat-tempat umum lemari dan kotak PHB harus dipasang pada ketinggian sekurang- kurangnya 1,2 meter dari lantai. Pada instalasi perumahan ketinggian ini ditetapkan 1,5 meter dari lantai.

Syarat PHB menetapkan bahwa lemari dan kontak hubung bagi tidak boleh dipasang di kamar mandi, tempat cuci tangan, di atas kompor atau di atas bak air.

              Macam-macam PHB :

Menurut kebutuhannya PHB dibedakan menjadi 2 macam yaitu : PHB Utama dan PHB sub instalasi atau PHB cabang.

        PHB Utama ialah PHB yang menerima aliran tenaga listrik dari sumber melalui saklar utama konsumen dan membagikan tenaga listrik tersebut ke seluruh alat pemakai pada instalasi konsumen.

        PHB Sub Instalasi atau PHB Cabang ialah PHB dari suatu instalasi untuk mensuplai tenaga listrik kepada satu konsumen dan instalasi tersebut merupakan bagian dari instalasi yang mensuplai konsumen tunggal atau lebih.

Menurut tegangan sumbernya, PHB dibedakan menjadi sesuai dengan tingkat tegangan sistemnya yaitu : PHB tegangan rendah  (TR), PHB tegangan menengah (TM) dan PHB tegangan tinggi (TT).

        PHB TR yaitu PHB yang banyak dipasang pada instalasi baik milik PLN maupun milik pelanggan, PHB yang terpasang milik pelanggan, PHB yang terpasang milik PLN biasanya ditempatkan gardu induk distribusi sisi sekunder trafo distribusi sedangkan PHB yang di pelanggan biasanya terpasang pada dinding atau ruangan tertentu setelah APP ditempat pelanggan tersebut.

        PHB TM ialah PHB yang terdapat pada pembangkit atau GI sisi TM berbentuk lemari panel (kubikel) tertutup terbuat dari bahan besi atau berbentuk gardu sel terbuka yang dilengkapi peralatan ukur dan pengaman (proteksi).

        PHB TT adalah PHB yang menggunakan peralatan-peralatan dengan kapasitas yang besar dan mempunyai resiko bahaya yang tinggi pula sehingga pemasangan PHB TT ini biasanya ditempat khusus dan terbuka (switch yard) yang dilengkapi rambu-rambu, pagar dan peralatan pengaman yang memadai.

Menurut tipenya PHB di kelompokkan menjadi 2 tipe yaitu tipe tertutup dan tipe terbuka.


Saklar dan Pengaman                                                                                                                            

 

        PHB dengan tipe tertutup yaitu apabila seluruh komponen PHB berada disuatu tempat yang tertutup oleh selungkup/pelindung mekanis maupun pelindung elektris.

        PHB tipe terbuka yaitu PHB yang semua peralatan atau komponennya berada diluar dan tampak secara kasar mata dan dilengkapi dengan pagar maupun peralatan isolasi huna melindungi dari bahaya mekanis dan elektrisnya.

Bentuk PHB

1.       Bentuk Tertutup


2.       Bentuk Terbuka

    Gambar 6-2.  Busbar tipe terbuka (pandangan depan)    

 

              Busbar

1.     Tipe Tertutup (Close Type)

Tipe tertutup ini banyak digunakan dan dikembangkan saat ini di pembangkitan atau digardu induk yang areal kerjanya tidak luas, biasanya dipasang di lemari hubung bagi atau kubikel karena bentuknya yang sederhana dengan konstruksi pemasangan yang sederhana dengan konstruksi pemasangan yang praktis dan lebih aman, sebab setiap pintu


 

lemari PHB nya dilengkapi dengan penataan sistem interlock dimana saklar pentanahannya terdapat didalam PHB tersebut.

Apabila pintu PHB akan dibuka maka terlebih dahulu posisi PMT harus terbuka dan saklar pentanahan dimasukkan, baru pintu PHB dapat dibuka. Begitu pula pada waktu akan menutup PMT maka posisi pintu tertutup dan saklar pentanahannya dalam keadaan terbuka.


2.   Tipe Terbuka (Open Type)

Busbar pada tipe terbuka ini banyak dijumpai digardu sel atau gardu open type, dimana semua peralatan termasuk rel pengumpul (Busbar) kelihatan secara visual. Hal ini menunjukkan bahwa semua peralatan yang terpasang memerlukan tempat tersendiri sehingga membutuhkan areal yang luas untuk tipe terbuka ini, karena masing-masing peralatan secara utuh akan terpasang pada PHB tipe terbuka ini.

Oleh karena keadaan terbuka tersebut sehingga bagian-bagian yang bertegangan dari PHB ini sangat membahayakan operatornya, untuk mengatasi hal tersebut maka pada PHB/Gardu terbuka selalu diberi pagar dan tanda rambu keselamatan kerja untuk membatasi daerah berbahaya dan memperingatkan kepada semua petugas agar lebih berhati-hati.

              Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB TR)

Yang dimaksud dengan PHB TR adalah Perlengkapan Hubung Bagi yang dipasang pada sisi TR atau sisi sekunder Trafo sebuah gardu Distribusi baik Gardu beton, Gardu kios, Gardu portal maupun Gardu cantol. Adapun PHB TR yang banyak kita jumpai adalah PHB TR yang ada pada Gardu Trafo Tiang (GTT).

PHB TR yang terpasang pada Gardu Trafo Tiang berbentuk lemari besi yang didalamnya terdapat komponen-komponen antara lain :

1.     Kerangka / Rak TR

2.     Saklar Utama

3.     NH Fuse Utama


Saklar dan Pengaman                                                                                                                            


   Gambar 6-4.  PHB/Gardu terbuka  

 

 


 

    Gambar 6-5.  PHB TR (Out Door)   


 

 

4.     Rel Tembaga

5.     NH Fuse jurusan

6.     Isolator penumpu Rel

7.     Sirkuit Pengukuran

8.     Alat ukur Ampere & Volt meter

9.     Trafo Arus (CT)

10.    Sistem Pembumian

11.    Lampu Kontrol / Indikator

 


Keterangan Gambar:

1.     Saklar Utama

2.     NH Fuse Jurusan

3.     Volt Meter

4.     Fuse Kontrol

5.     Kabel Juruan

 

   Gambar 6-6. Rangkaian Utama, Pengukuran & Kontrol PHB TR.

 

              Fungsi PHB TR

Fungsi atau kegunaan PHB TR adalah sebagai penghubung dan pembagi atau pendistribusian tenaga listrik dari out put trafo sisi tegangan rendah TR ke Rel pembagi dan diteruskan ke Jaringan Tegangan Rendah (JTR) melalui kabel jurusan (Opstyg Cable) yang diamankan oleh NH Fuse jurusan masing-masing.

Untuk kepentingan efisiensi dan penekanan susut jaringan (loses) saat ini banyak unit PLN yang mengambil kebijaksanaan untuk melepas atau tidak memfungsikan rangkaian pengukuran maupun rangkaian kontrolnya, hal ini dimaksudkan agar tidak banyak energi listrik yang


Saklar dan Pengaman                                                                                                                            

 

mengalir ke alat ukur maupun kontrol terbuang untuk keperluan kontrol dan pengukuran secara terus menerus, sedangkan untuk mengetahui besarnya beban maupun tegangan, dilakukan pengukuran pada saat di perlukan saja dan bisa menggunakan peralatan ukur portable seperti AVO atau Tang Ampere saja.

              Konstruksi PHB TR

Menurut Konstruksinya PHB TR dibagi menjadi 2 (dua) macam konstruksi yaitu :

1.      Konstruksi PHB TR 2 Jurusan

2.      Konstruksi PHB TR 4 Jurusan


 

   Gambar 6-7. PHB-TR Dua Jurusan dan Empat Jurusan

              Pengoperasian PHB TR

Untuk mengoperasikan PHB TR baru harus mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan oleh manajemen dalam hal ini adalah unit operasi  Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dalam bentuk Standing Operation Procedure (SOP).

Adapun pembuatan SOP bisa mengambil contoh dari beberapa referensi antara lain:

·       Instruction Manual Books


 

·       Data Spesifikasi peralatan PHB TR

·       Operation Guidance

·       Kondisi Jaringan

·       Pengalaman (Experience)

·       Dan lain-lain

 

             Konstruksi PHB TR Berdiri (Standing)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keterangan Gambar:

1.    Saklar Utama

2.    NH Tuse Juruan

3.    Volt meter

4.    Fuse Kontrol

5.    Kabel Jurusan

 

  Gambar 6-8. Konstruksi PHB-TR type berdiri (Standing)   


Saklar dan Pengaman                                                                                                                            

 


Kondisi (Isi) Panel

    Gambar 6-9. Diagram Pengawatan PHB-TR   

 

 

Langkah-langkah Kerja Pengoperasian PHB-TR

1.    Petugas Pelaksana Menerima PK dari Asman Distrbusi untuk melakukan pengoperasian Peralatan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB – TR) baru.

2.    Siapkan Alat Kerja, Alat Ukur, Alat K-3. Material Kerja dan Alat Bantu sesuai dengan kebutuhan

3.    Setelah Petugas sampai di Lokasi gunakan Alat K-3 dan selanjutnya lapor ke Posko, petugas akan mengoperasikan PHB - TR baru

4.    Periksa konstruksi PHB – TR baru meliputi :

-  Buka tutup Saklar Utama

-  Lampu kerja dan Lampu Test

-  Isolator Fuse Holder

-  Konduktor pentanahan (arde)

-  Kekencangan Baut

-  Rating NH Fuse sesuai dengan kapasitas Trafo Terpasang

5.    Barikan Vaselin pada Pisau Saklar Utama dan Fuse Holder

6.    Lakukan pengukuran tahanan isolasi antar arel dan antara Rel dengan Body serta tahanan pembumian dan dicatat dalam Formulir Berita Acara (BA).


 

7.    Bersihkan Rel. Dudukan Fuse Holder, Pisau Saklar Utama (Hefboom Saklar). Sepatu Kabel dari kotoran/korosi. Dan bersihkan ruangan dalam panel hubung bagi.

8.    Periksa kekencangan peningkatan mur/baut pada Saklar Utama Sepatu Kabel, Rel, Fuse Holder, kondisi isolator binnen dan Sistem pembumian.

9.    Lakukan pemeriksaan hasil pekerjaan secara visual dan amankan seluruh peralatan kerja.

10.    Lapor ke posko bahwa kondisi PHB – TR dan Petugas dalam keadaan aman dan selanjutnya meminta tegangan dimasukkan (pemasukan CO gardu dilaksanakan oleh petugas operasi SUTM).

11.    Setelah menerima ijin pemasukan tegangan dari posko masukan CUT OUT (CO).

12.    Lakukan penukaran tegangan pada sisi masuk saklar utama dan amati putaran fasa dan selanjutnya catat dalam formulir BA.

13.    Masukkan saklar utama (Hefbom Saklar).

14.    Masukkan NH Fuse masing-masing jurusan.

15.    Lapor ke posko, bahwa pekerjaan pengoperasian PHB – TR baru telah selesai dan petugas akan meninggalkan lokasi pekerjaan.

16.    Lepaskan Alat K-3 yang sudah tidak dipergunakan lagi.

17.    Buat laporan dan berita acara pelaksanaan pekerjaan pengoperasian PHB – TR baru.

18.    Buat laporan pekerjaan pengoperasian PHB – TR baru dan berita acara diserahkan kepada Asman Distribusi.

              Pemeliharaan PHB TR

Sebagaimana pengoperasian PHB TR pada kegiatan pemeliharaanpun diperlukan langkah-langka atau prosedur pemeliharaan rutin periodik dan berkala yang disahkan oleh manajemen unit setempat sebagai prosedur tetap dalam bentuk SOP.

Langkah-langkah pemeliharaan antara lain :

·        Persiapan Pemeliharaan

·        Pemeriksaan dan Pengukuran

·        Pemeriksaaan Pemeliharaan

·        Pemeriksaan Hasil Pemeliharaan

·        Pembuatan Laporan Pemeliharaan

Pelaksanaan Pemeliharaan PHB TR

Di bawah ini ditunjukkan gambar pelaksanaan Pemeliharaan PHB TR dengan membongkar, membersihkan, memeriksa, mengganti dengan peralatan yang baru bila peralatan yang diperiksa tersebut sudah rusak dan


Saklar dan Pengaman                                                                                                                            

 


  Gambar 6-10. Pemeriksaan titik sambungan dengan Thermavision

memasangkan kembali ke posisi semula kemudian mencoba dioperasikan oleh teknisi pemeliharaan yang selanjutnya dibuatkan laporan pengganti peralatan hasil pemeliharaan PHB TR tersebut.

Langkah-langkah Kerja Pelaksanaan Pemeliharaan PHB-TR

1.    Petugas Pelaksana Menerima PK dari Asman Distrbusi untuk melakukan pemeliharaan Peralatan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB – TR) baru.

2.    Siapkan Alat Kerja, Alat Ukur, Alat K-3. Material Kerja dan Alat Bantu sesuai dengan kebutuhan

3.    Setelah Petugas sampai di Lokasi gunakan Alat K-3 dan selanjutnya lakukan pengukuran tegangan, arus beban, dan putaran fasa serta catat dalam formulir.

4.    Lepas beban jurusan dan buka saklar utama.

5.    Laporkan pada Posko bahwa pekerjaan akan dilaksanakan dan meminta pelepasan CO gardu (pelepasan CO gardu dilaksanakan oleh petugas operasi SUTM).

6.    Tanahkan (Grounding) seluruh kabel jurusan dengan menggunakan Grounding cabel TR,

7.    Bersihkan Rel, Dudukan Fuse Holder, Pisau Saklar Utama (Hefboom Saklar). Sepatu Kabel dari kotoran/korosi. Dan bersihkan ruangan dalam Panel Hubung Bagi.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 


     Gambar 6-12. Diagram Segaris Gardu Trafo Tiang (GTT)    


Saklar dan Pengaman                                                                                                                            

 

 

 

 


  Gambar 6-13. Pemasangan PHB-TR pada Gardu      


 


 

    Gambar 6-14. Diagram Satu Garis PHB-TR Gardu Tiang Trafo   

 


     Gambar 6-15. Pemasangan PHB-TR pada Gardu Control    


Saklar dan Pengaman                                                                                                                            

 

8.    Periksa kekencangan peningkatan mur/baut pada Saklar Utama Sepatu, Kabel, Rel, Fuse Holder, Kondisi Isolator Binnen dan Sistem Pembumian.

9.    Bila ada komponen PHB-TR yang rusak maka perbaiki atau ganti baru.

10.    Berikan Vaseline pada Pisau Saklar Utama, Terminal Fuse Holder.

11.    Ukur dan Catat nilai tahanan isolasi antar Rel dan atau Rel terhadap body setelah Tahanan Pentanahan dan catat dalam formulir berita acara (BA).

12.    Lakukan pada posko bahwa pekerjaan pemeliharaan telah selesai dan meminta pemasukan CO gardu (pemasukan CO gardu dilaksanakan oleh petugas operasi SUTM).

13.    Lepaskan pentanahan (Grounding cable TR) pada seluruh kabel jurusan.

14.    Laporkan pada posko bahwa pekerjaan pemeliharaan telah selesai dan meminta pemasukan CO gardu (pemasukan CO gardu dilaksanakan oleh petugas operasi SUTM).

15.    Masukkan saklar utama tanpa beban, kemudian ukur besaran tegangan antara fasa dan fasa, dan atara fasa dengan nol di rel, serta check arah putaran fasa dan selanjutnya catat dalam formulir BA.

16.    Lakukan pengecekkan Rating NH Fuse untuk disesuaikan dengan data Fuse semula.

17.    Masukkan NH Fuse jurusan secara bertahap.

18.    Lakukan pengukuran beban dan catat dalam formulir BA.

19.    Tutup dan kunci pintu Panel PHB TR.

20.    Tutup ke Posko bahwa pekerjaan memelihara PHB TR telah selesai dan petugas akan meninggalkan lokasi pekerjaan.

21.    Lepaskan alat K-3 yang sudah tidak dipergunakan lagi.

22.    Buat laporan Berita Acara pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan PHB TR.

23.    Laporkan penyelesaian pekerjaan dan penyerahan Formulir BA kepada Asman Distribusi.