Perlengkapan Penghubung dan Pemisah
Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) dan Kendali ialah suatu perlengkapan
atau peralatan listrik yang berfungsi sebagai pengendali, pengubung dan
pelindung serta membagi tenaga listrik dari sumber tenaga listrik seperti; pembangkit,
gardu induk, gardu distribusi dan transformator ke saluran pelayanan atau ke
pelanggan. Jika komponen-komponen dari PHB terlihat dari luar tanpa
perlindungan selungkup tertutup maka PHB itu dari jenis terbuka. Pembuatan lain
adalah PHB tertutup. Menurut ukuran dan bentuknya PHB disebut elmari, kotak
atau meja hubung bagi.
Ciri-ciri lemari hubung bagi antara lain:
§ Selungkup
dan kerangka pada umumnya terbuat dari besi
§
Dapat bediri sendiri pada lantai, pada dinding
atau dipasang dalam dinding
§
Di bagian papan terdapat panel atau konstruksi
panel-panel logam sebagai penutup dan perlindungan dari komponen-komponen yang
terdapat di dalamnya dan panel itu ditempatkan alat pelayanan atau alat ukur.
Fungsi PHB untuk :
o
Mengendalikan sirkuit dilakukan oleh saklar utama
o
Melindungi sirkuit dilakukan oleh fase/pelebur
o
Membagi sirkuit dilakuan oleh pembagian jurusan/kelompok
Syarat-syarat umum :
Secara umum sebuah PHB harus disusun dan dipasang sedemikian rupa
sehingga terlihat rapi dan teratur, selain itu keberadaan PHB juga menentukan
bahwa pemeliharaan, pemeriksaan dan pelayanan harus dapat dilaksanakan dengan
mudah dan aman. Selanjutnya sesuai dengan syarat pengoperasian kemudahan
pengamatan pengukuran, penekanan tombol, pemutaran atau pelayanan saklar, maka
perkerjaan-pekerjaan ini harus dapat dilakukan dari bagian depan, tanpa alat
bantuan, seperti tangga atau alat-alat lainnya.
Sehubungan dengan itu syarat PHB juga menentukan bahwa di bagian depan,
lorong dan sisi kiri kanan PHB harus terdapat ruang bebas selebar sekurang-kurangnya 0,75
meter untuk tegangan
rendah atau
1 meter
pada tegangan menengah
dan tinggi PHB sekurang-kurangnya
2 meter.
Lorong yang di sisi kanan kirinya terdapat instalasi listrik tanpa dinsing
pengaman, lebarnya harus sekurang-kurangnya 1,5 meter.
Di sekitar PHB tidak boleh diletakkan barang yang mengganggu kebebasan
bergerak. Untuk pemasangan pada dinding di tempat-tempat umum lemari dan kotak
PHB harus dipasang pada ketinggian sekurang- kurangnya 1,2 meter dari lantai.
Pada instalasi perumahan ketinggian ini ditetapkan 1,5 meter dari lantai.
Syarat PHB menetapkan bahwa lemari dan kontak hubung bagi tidak boleh
dipasang di kamar mandi, tempat cuci tangan, di atas kompor atau di atas bak
air.
Macam-macam PHB
:
Menurut kebutuhannya PHB dibedakan menjadi 2 macam yaitu : PHB Utama
dan PHB sub instalasi atau PHB cabang.
•
PHB Utama ialah PHB yang menerima aliran tenaga
listrik dari sumber melalui saklar utama konsumen dan membagikan tenaga listrik
tersebut ke seluruh alat pemakai pada instalasi konsumen.
•
PHB Sub Instalasi atau PHB Cabang ialah PHB dari
suatu instalasi untuk mensuplai tenaga listrik kepada satu konsumen dan
instalasi tersebut merupakan bagian dari instalasi yang mensuplai konsumen
tunggal atau lebih.
Menurut tegangan sumbernya, PHB dibedakan menjadi sesuai dengan tingkat
tegangan sistemnya yaitu : PHB tegangan rendah
(TR), PHB tegangan menengah (TM) dan PHB tegangan tinggi (TT).
•
PHB TR yaitu PHB yang banyak dipasang pada
instalasi baik milik PLN maupun milik pelanggan, PHB yang terpasang milik
pelanggan, PHB yang terpasang milik PLN biasanya ditempatkan gardu induk
distribusi sisi sekunder trafo distribusi sedangkan PHB yang di pelanggan
biasanya terpasang pada dinding atau ruangan tertentu setelah APP ditempat
pelanggan tersebut.
•
PHB TM ialah PHB yang terdapat pada pembangkit
atau GI sisi TM berbentuk lemari panel (kubikel) tertutup terbuat dari bahan
besi atau berbentuk gardu sel terbuka yang dilengkapi peralatan ukur dan
pengaman (proteksi).
•
PHB TT adalah PHB yang menggunakan
peralatan-peralatan dengan kapasitas yang besar dan mempunyai resiko bahaya
yang tinggi pula sehingga pemasangan PHB TT ini biasanya ditempat khusus dan
terbuka (switch yard) yang dilengkapi
rambu-rambu, pagar dan peralatan pengaman yang
memadai.
Menurut
tipenya PHB di kelompokkan menjadi 2 tipe yaitu tipe tertutup dan tipe terbuka.
Saklar dan Pengaman
•
PHB dengan tipe tertutup yaitu apabila seluruh
komponen PHB berada disuatu tempat yang tertutup oleh selungkup/pelindung
mekanis maupun pelindung elektris.
•
PHB tipe terbuka yaitu PHB yang semua peralatan
atau komponennya berada diluar dan tampak secara kasar mata dan dilengkapi
dengan pagar maupun peralatan isolasi huna melindungi dari bahaya mekanis dan elektrisnya.
Bentuk PHB
1.
Bentuk Tertutup
2. Bentuk Terbuka
Gambar
6-2. Busbar tipe terbuka (pandangan depan)
Busbar
1. Tipe Tertutup (Close Type)
Tipe tertutup ini banyak digunakan dan dikembangkan saat ini di
pembangkitan atau digardu induk yang areal kerjanya tidak luas, biasanya
dipasang di lemari hubung bagi atau kubikel karena bentuknya yang sederhana
dengan konstruksi pemasangan yang sederhana dengan konstruksi pemasangan yang
praktis dan lebih aman, sebab setiap pintu
lemari PHB nya
dilengkapi dengan penataan sistem interlock dimana saklar pentanahannya
terdapat didalam PHB tersebut.
Apabila pintu PHB akan dibuka maka terlebih dahulu posisi PMT harus terbuka
dan saklar pentanahan dimasukkan, baru pintu PHB dapat dibuka. Begitu pula pada
waktu akan menutup PMT maka posisi pintu tertutup dan saklar pentanahannya
dalam keadaan terbuka.
2. Tipe Terbuka (Open Type)
Busbar pada tipe terbuka ini banyak dijumpai digardu sel atau gardu
open type, dimana semua peralatan termasuk rel pengumpul (Busbar) kelihatan
secara visual. Hal ini menunjukkan bahwa semua peralatan yang terpasang
memerlukan tempat tersendiri sehingga membutuhkan areal yang luas untuk tipe
terbuka ini, karena masing-masing peralatan secara utuh akan terpasang pada PHB
tipe terbuka ini.
Oleh karena keadaan terbuka tersebut sehingga bagian-bagian yang
bertegangan dari PHB ini sangat membahayakan operatornya, untuk mengatasi hal
tersebut maka pada PHB/Gardu terbuka selalu diberi pagar dan tanda rambu
keselamatan kerja untuk membatasi daerah berbahaya dan memperingatkan kepada
semua petugas agar lebih berhati-hati.
Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB TR)
Yang dimaksud dengan PHB TR adalah Perlengkapan Hubung Bagi yang
dipasang pada sisi TR atau sisi sekunder Trafo sebuah gardu Distribusi baik
Gardu beton, Gardu kios, Gardu portal maupun Gardu cantol. Adapun PHB TR yang
banyak kita jumpai adalah PHB TR yang ada pada Gardu Trafo Tiang (GTT).
PHB TR yang terpasang pada Gardu Trafo Tiang berbentuk lemari besi yang
didalamnya terdapat komponen-komponen antara lain :
1. Kerangka
/ Rak TR
2. Saklar Utama
3. NH
Fuse Utama
Saklar dan Pengaman
Gambar
6-4. PHB/Gardu terbuka
Gambar
6-5. PHB TR (Out Door)
4. Rel Tembaga
5. NH
Fuse jurusan
6. Isolator
penumpu Rel
7. Sirkuit Pengukuran
8. Alat
ukur Ampere & Volt meter
9. Trafo
Arus (CT)
10. Sistem Pembumian
11. Lampu
Kontrol / Indikator
Keterangan
Gambar:
1.
Saklar Utama
2.
NH Fuse Jurusan
3.
Volt Meter
4.
Fuse Kontrol
5.
Kabel Juruan
Gambar 6-6. Rangkaian Utama, Pengukuran & Kontrol PHB TR.
Fungsi PHB TR
Fungsi atau kegunaan PHB TR adalah sebagai penghubung dan pembagi atau
pendistribusian tenaga listrik dari out put trafo sisi tegangan rendah TR ke
Rel pembagi dan diteruskan ke Jaringan Tegangan Rendah (JTR) melalui kabel
jurusan (Opstyg Cable) yang diamankan
oleh NH Fuse jurusan masing-masing.
Untuk kepentingan efisiensi dan penekanan susut jaringan (loses) saat ini banyak unit PLN yang
mengambil kebijaksanaan untuk melepas atau tidak memfungsikan rangkaian
pengukuran maupun rangkaian kontrolnya, hal ini dimaksudkan agar tidak banyak
energi listrik yang
Saklar dan Pengaman
mengalir ke
alat ukur maupun kontrol terbuang untuk keperluan kontrol dan pengukuran secara
terus menerus, sedangkan untuk mengetahui besarnya beban maupun tegangan,
dilakukan pengukuran pada saat di perlukan saja dan bisa menggunakan peralatan
ukur portable seperti AVO atau Tang Ampere saja.
Konstruksi PHB TR
Menurut Konstruksinya PHB TR dibagi menjadi 2 (dua) macam konstruksi
yaitu :
1.
Konstruksi PHB TR 2 Jurusan
2. Konstruksi
PHB TR 4 Jurusan
Gambar 6-7. PHB-TR Dua Jurusan
dan Empat Jurusan
Pengoperasian PHB TR
Untuk mengoperasikan PHB TR baru harus mengikuti prosedur yang sudah
ditetapkan oleh manajemen dalam hal ini adalah unit operasi Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dalam bentuk
Standing Operation Procedure (SOP).
Adapun
pembuatan SOP bisa mengambil contoh dari beberapa referensi antara lain:
· Instruction
Manual Books
· Data
Spesifikasi peralatan PHB TR
· Operation Guidance
· Kondisi Jaringan
· Pengalaman (Experience)
· Dan lain-lain
Konstruksi
PHB TR Berdiri (Standing)
Keterangan
Gambar:
1.
Saklar Utama
2.
NH Tuse Juruan
3.
Volt meter
4.
Fuse Kontrol
5.
Kabel Jurusan
Gambar 6-8. Konstruksi PHB-TR type
berdiri (Standing)
Saklar dan Pengaman
Kondisi (Isi)
Panel
Gambar
6-9. Diagram Pengawatan PHB-TR
Langkah-langkah Kerja Pengoperasian PHB-TR
1.
Petugas Pelaksana Menerima PK dari Asman
Distrbusi untuk melakukan pengoperasian Peralatan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB
– TR) baru.
2. Siapkan
Alat Kerja, Alat Ukur, Alat K-3. Material Kerja dan Alat Bantu sesuai dengan kebutuhan
3. Setelah
Petugas sampai di Lokasi gunakan Alat K-3 dan selanjutnya lapor ke Posko,
petugas akan mengoperasikan PHB - TR baru
4. Periksa
konstruksi PHB – TR baru meliputi :
- Buka
tutup Saklar Utama
- Lampu
kerja dan Lampu Test
- Isolator
Fuse Holder
- Konduktor
pentanahan (arde)
- Kekencangan Baut
- Rating
NH Fuse sesuai dengan kapasitas Trafo Terpasang
5. Barikan
Vaselin pada Pisau Saklar Utama dan Fuse Holder
6.
Lakukan pengukuran tahanan isolasi antar arel
dan antara Rel dengan Body serta tahanan pembumian dan dicatat dalam Formulir
Berita Acara (BA).
7.
Bersihkan Rel. Dudukan Fuse Holder, Pisau Saklar
Utama (Hefboom Saklar). Sepatu Kabel dari kotoran/korosi. Dan bersihkan ruangan
dalam panel hubung bagi.
8.
Periksa kekencangan peningkatan mur/baut pada
Saklar Utama Sepatu Kabel, Rel, Fuse Holder, kondisi isolator binnen dan Sistem
pembumian.
9.
Lakukan pemeriksaan hasil pekerjaan secara
visual dan amankan seluruh peralatan kerja.
10. Lapor
ke posko bahwa kondisi PHB – TR dan Petugas dalam keadaan aman dan selanjutnya
meminta tegangan dimasukkan (pemasukan CO gardu dilaksanakan oleh petugas
operasi SUTM).
11. Setelah
menerima ijin pemasukan tegangan dari posko masukan CUT OUT (CO).
12. Lakukan
penukaran tegangan pada sisi masuk saklar utama dan amati putaran fasa dan
selanjutnya catat dalam formulir BA.
13. Masukkan
saklar utama (Hefbom Saklar).
14. Masukkan
NH Fuse masing-masing jurusan.
15. Lapor
ke posko, bahwa pekerjaan pengoperasian PHB – TR baru telah selesai dan petugas
akan meninggalkan lokasi pekerjaan.
16. Lepaskan
Alat K-3 yang sudah tidak dipergunakan lagi.
17. Buat
laporan dan berita acara pelaksanaan pekerjaan pengoperasian PHB – TR baru.
18. Buat
laporan pekerjaan pengoperasian PHB – TR baru dan berita acara diserahkan
kepada Asman Distribusi.
Pemeliharaan PHB TR
Sebagaimana pengoperasian PHB TR pada kegiatan pemeliharaanpun
diperlukan langkah-langka atau prosedur pemeliharaan rutin periodik dan berkala
yang disahkan oleh manajemen unit setempat sebagai prosedur tetap dalam bentuk
SOP.
Langkah-langkah
pemeliharaan antara lain :
·
Persiapan Pemeliharaan
·
Pemeriksaan dan
Pengukuran
·
Pemeriksaaan
Pemeliharaan
·
Pemeriksaan Hasil Pemeliharaan
·
Pembuatan Laporan Pemeliharaan
Pelaksanaan
Pemeliharaan PHB TR
Di bawah ini ditunjukkan gambar pelaksanaan Pemeliharaan PHB TR dengan
membongkar, membersihkan, memeriksa, mengganti dengan peralatan yang baru bila
peralatan yang diperiksa tersebut sudah rusak
dan
Saklar dan Pengaman
Gambar 6-10. Pemeriksaan titik sambungan
dengan Thermavision
memasangkan
kembali ke posisi semula kemudian mencoba dioperasikan oleh teknisi
pemeliharaan yang selanjutnya dibuatkan laporan pengganti peralatan hasil
pemeliharaan PHB TR tersebut.
Langkah-langkah Kerja Pelaksanaan Pemeliharaan
PHB-TR
1.
Petugas Pelaksana Menerima PK dari Asman
Distrbusi untuk melakukan pemeliharaan Peralatan Hubung Bagi Tegangan Rendah
(PHB – TR) baru.
2.
Siapkan Alat Kerja, Alat Ukur, Alat K-3.
Material Kerja dan Alat Bantu sesuai dengan
kebutuhan
3.
Setelah Petugas sampai di Lokasi gunakan Alat
K-3 dan selanjutnya lakukan pengukuran tegangan, arus beban, dan putaran fasa
serta catat dalam formulir.
4. Lepas
beban jurusan dan buka saklar utama.
5.
Laporkan pada Posko bahwa pekerjaan akan dilaksanakan
dan meminta pelepasan CO gardu (pelepasan CO gardu dilaksanakan oleh petugas
operasi SUTM).
6.
Tanahkan (Grounding) seluruh kabel jurusan
dengan menggunakan Grounding cabel TR,
7.
Bersihkan Rel, Dudukan Fuse Holder, Pisau Saklar
Utama (Hefboom Saklar). Sepatu Kabel dari kotoran/korosi. Dan bersihkan ruangan
dalam Panel Hubung Bagi.
Gambar 6-12. Diagram Segaris
Gardu Trafo Tiang (GTT)
Saklar dan Pengaman
Gambar 6-13. Pemasangan PHB-TR pada
Gardu
Gambar 6-14. Diagram Satu
Garis PHB-TR Gardu Tiang Trafo
Gambar 6-15. Pemasangan
PHB-TR pada Gardu Control
Saklar dan Pengaman
8.
Periksa kekencangan peningkatan mur/baut pada
Saklar Utama Sepatu, Kabel, Rel, Fuse Holder, Kondisi Isolator Binnen dan
Sistem Pembumian.
9.
Bila ada komponen PHB-TR yang rusak maka
perbaiki atau ganti baru.
10. Berikan
Vaseline pada Pisau Saklar Utama, Terminal Fuse Holder.
11. Ukur
dan Catat nilai tahanan isolasi antar Rel dan atau Rel terhadap body setelah
Tahanan Pentanahan dan catat dalam formulir berita acara (BA).
12. Lakukan
pada posko bahwa pekerjaan pemeliharaan telah selesai dan meminta pemasukan CO
gardu (pemasukan CO gardu dilaksanakan oleh petugas operasi SUTM).
13. Lepaskan
pentanahan (Grounding cable TR) pada seluruh kabel jurusan.
14. Laporkan
pada posko bahwa pekerjaan pemeliharaan telah selesai dan meminta pemasukan CO
gardu (pemasukan CO gardu dilaksanakan oleh petugas operasi SUTM).
15. Masukkan
saklar utama tanpa beban, kemudian ukur besaran tegangan antara fasa dan fasa,
dan atara fasa dengan nol di rel, serta check arah putaran fasa dan selanjutnya
catat dalam formulir BA.
16. Lakukan
pengecekkan Rating NH Fuse untuk disesuaikan dengan data Fuse semula.
17. Masukkan
NH Fuse jurusan secara bertahap.
18. Lakukan
pengukuran beban dan catat dalam formulir BA.
19. Tutup
dan kunci pintu Panel PHB TR.
20. Tutup
ke Posko bahwa pekerjaan memelihara PHB TR telah selesai dan petugas akan
meninggalkan lokasi pekerjaan.
21. Lepaskan
alat K-3 yang sudah tidak dipergunakan lagi.
22. Buat
laporan Berita Acara pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan PHB TR.
23. Laporkan
penyelesaian pekerjaan dan penyerahan Formulir BA kepada Asman Distribusi.