Sementara waktu mari lupakan segala carut marut dunia sepakbola tanah air. Kemudian untuk sejenak kita nikmati sajian hidangan bergizi dan menawan oleh Chef Indra Sjafri yang diracik
dengan bumbu-bumbu pilihan terbaik nusantara dari Sabang sampai Merauke.
Jenis sepakbola yang disajikan Indra Sjafri adalah perwujudan nyata dari Filanesia, sebuah filosofi permainan sepakbola yang resepnya sudah diracik sedemikian rupa selama 3 tahun oleh
para direktur teknik PSSI Danurwindo, dkk.
Sejak dulu bumi nusantara sepertinya memang selalu terbuka terhadap masuknya sosial budaya dari luar negeri. Namun demikian, meskipun terbuka bukan sertamerta bakal diterima mentah-mentah
oleh bangsa nusantara. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa ini telah memiliki peradabannya sendiri, menunjukkan bahwa segala hal yang masuk harus disesuaikan dengan citarasa bangsa Indonesia. Contohnya, seperti rokok yang paling
laku disini adalah rokok jenis kretek yang telah ditambahkan cengkeh didalamnya. Ketika KFC masuk ke Indonesia, maka mau tidak mau syarat agar dagangan mereka dapat diterima adalah dengan menambahkan nasi dalam menu mereka.
Coach Indra Sjafri sepertinya memang memahami betul akan hal ini, maka beliau harus memutar otak bagaimana caranya agar permainan Positional Play atau Juego de Posicion atau Tiki-Taka
ala Spanyol dapat disesuaikan dan diterima oleh para pemain serta pendukung timnas. Yaitu dengan mengubah sedikit cara bermain dari pendek-pendek, satu-dua sentuhan menjadi PEPEPA akronim dari pendek-pendek-panjang.
Kemudian berikut adalah beberapa bumbu rahasia yang di gunakan oleh Coach Indra Sjafri pada turnamen Sea Games tahun 2019 hingga mampu membawa Tim besutannya mencapai babak Final.
1. Sediakan sepasang sayap garuda yang sudah dimasak matang dengan api kompetisi luar negeri.
Agar seekor burung garuda dapat terbang tinggi dan dengan manuver-manuver tajam maka diperlukan sepasang sayap garuda yang hebat, seimbang antara kanan dengan kiri. Dalam hal ini, sepasang
sayap Timnas U23 telah ditempati Sadil Ramdani dan Egy Maulana Vikri yang mana telah di tempa kemampuannya di Liga Malaysia dan Polandia. Pengalaman adalah guru terbaik, dimana pemain yang lebih berpengalaman dengan jam terbang
tinggi biasanya dapat mengambil keputusan tepat dan menemukan solusi di tengah lapangan ketika permainan tidak berkembang dan tidak sesuai rencana.
3. Tambahkan unsur teknologi secukupnya.
Coach Indra Sjafri merupakan pelatih modern yang selama ini telah banyak menggunakan teknologi untuk metode kepelatihannya, seperti ketika menggunakan tes VO2 Max sebagai syarat seleksi
pemain Timnas U19 angkatan Evan Dimas. Kemudian yang terbaru menggunakan kriteria penempatan posisi pemain berdasarkan DNA.
4. Nyalakan fokus dan nyaman membawa bola selama pertandingan atau 90 menit kedepan.
Tim yang ditangani Indra Sjafri selalu menampilkan permainan yang menghibur enak ditonton. Dari waktu ke waktu biasanya timnas Indonesia selalu bermain grasak grusuk, tidak sabaran,
lari-lari maju mundur tidak jelas, kesadaran taktikal yang lemah. Namun, tim Coach Indra mampu menambahkan unsur yang berbeda, seperti gelandang bertahan bertipe Holding Midfielder yang tidak hanya bertugas merebut bola namun
juga nyaman menahan bola dan mengatur jalannya permainan. Secara tim, semua pemain nyaman membawa bola jadi ketika mendapat bola tidak buru-buru dilepas lagi.
5. Sedikit agresif merebut bola jika diperlukan.
"Hanya ada satu bola, sehingga Anda harus menguasainya" itu adalah sebuah kutipan dari Johan Cruyff seorang legenda sepakbola asal Belanda. Dan benar, tujuan permainan Sepakbola
adalah mencetak gol dan tim yang mencetak gol lebih banyak maka tim itu yang menang. Namun jika kita tidak mendapatkan bola maka mustahil untuk mencetak gol.
Tim asuhan Indra Sjafri jika kita amati biasanya bermain secara tenang, menguasai bola dengan elegan dan flamboyan, namun ketika mereka kehilangan bola maka setelahnya para pemain akan
agresif mengejar untuk merebut kembali dalam waktu beberapa detik, jika gagal mereka akan kembali ke posisi masing-masing untuk bertahan.
6. Dan terakhir sebagai bumbu pelengkap, temukan dua kepingan puzzle yang hilang.
Beberapa hari sebelum keberangkatan timnas U23 ke Philipina, Indra Sjafri mendaftarkan Evan Dimas dan Zulfiandi sebagai kuota pemain senior yang diperbolehkan. Menurut Coach Indra mereka
berdua merupakan kepingan puzzlenya yang selama ini hilang, sehingga papan puzzle dapat disusun secara lengkap dan dengan kehadiran mereka tim asuhannya menjadi lebih sempurna.
"Dua puzzle Saya yang selama ini hilang bertahun-tahun sekarang kembali, Evan Dimas dan Zulfiandi," kata Indra seusai uji coba terakhir.
Demikian ulasan rahasia bumbu-bumbu Indra Sjafri yang sudah disesuaikan dengan karakter pemain Indonesia dan jadilah sepakbola hibrida dengan citarasa Indonesia.
***Sebenarnya tulisan ini sudah saya siapkan sebagai bentuk selebrasi ketika timnas U23 berhasil menjuarai Sea Games cabang olahraga sepakbola. Namun sepertinya keberuntungan belum berpihak
kepada Indonesia dan hanya menyabet juara kedua. Hingga akhirnya tulisan ini terbit menunggu waktu yang tepat ketika rasa kecewa sepertinya sudah tidak ada lagi.***