Nyanyian Mawang Dan Rumitnya Mengungkapkan Rasa Sayang

S O N I 7:19 PM 0


Bagi sebagian orang, mengungkapkan rasa sayang kepada orang tua adalah hal mudah namun sebagian lainnya itu merupakan hal rumit. Rumit bukan berarti susah atau tidak bisa dilakukan, tapi rumit adalah dimensi yang berbeda. Sederhananya, ada dua pilihan jalan menuju tujuan, satu jalan adalah jalan lurus, satu jalan lainnya adalah jalan berliku. Jika sebagian orang dengan mudah memilih jalan lurus, ada sebagian lainnya dengan sadar memilih  mempersulit diri dengan memilih jalan berliku untuk tujuan yang sama.

Pada acara talkshow sebuah televisi swasta, mawang menyatakan bahwa arti dari lagu tersebut dikembalikan lagi kepada para pendengarnya, jika menurut pendengar lirik lagu itu bermakna maka lirik lagu itu bermakna, jika menurut pendengar lirik lagu itu tidak bermakna maka lirik lagu itu tidak bermakna.

Dalam lirik lagu “Kasih Sayang Kepada Orang Tua” milik Mawang, saya dapat merasakan bahwa ada suatu kerumitan yang terkandung didalamnya.

Nuhana hinu hana hinu....ARGHH

Jika mawang mengembalikan arti dari lirik lagu itu kepada pendengarnya, maka saya sebagai pendengar mengartikan lirik lagu itu menjadi:

Ku hanya rindu hanya rindu...ARGHH

Teriakan ...ARGHH... merupakan luapan emosi kemarahan pada diri sendiri yang tak mampu mengungkapkan maksud sebenarnya kepada orangtua.

Diikuti lirik ...I love you Mama...I love you Papa...  ucapan dengan intonasi yang lebih cepat adalah ungkapan yang diucapkan dengan buru-buru, biasanya ucapan yang dilakukan karena orang tersebut tak sanggup berlama-lama berhadapan dengan tenang kepada lawan bicaranya.

Mawang adalah cerminan diri sendiri yang tak mampu untuk mengungkapkan hal-hal yang seharusnya mudah dilakukan namun lebih memilih menyulitkan diri sendiri dengan jalan yang ruwet dan berliku.

Ada saat-saat dimana seseorang dengan umur yang sudah dewasa, di dalam hati ingin sekedar mengungkapkan perasaan kepada orang tua, berbalas budi atas jasa-jasa orang tua, atau meminta maaf jika selama hidup telah merepotkan orang tua. Hal yang seharusnya mudah, namun hal itu lebih rumit dari yang bisa dibayangkan dan keinginan keinginan didalam pikiran tak pernah tersampaikan kepada orang tua ketika berada di dekat.

Ada saat saat dimana sudah menyiapkan banyak kata namun yang terucap hanyalah, ...apa kabar bapak...apa kabar ibu...

Ada saat saat dimana masih kuliah, belum mampu mandiri secara finansial, sementara masih di sponsori oleh orang tua, ada banyak kata yang ingin di ucapkan namun mulut hanya bisa berkata, ... terima kasih.

Namun, setiap luapan rasa sayang tak melulu diungkapkan melalui kata-kata, bisa dengan berbakti kepada orang tua, membantu pekerjaan orang tua, membuat bangga orang tua dengan prestasi, memeluk orang tua, membuat puisi, membuat lagu dan bernyanyi:

NUHANA HINU HANA HINU....ARGHH

NUHANA HINU HANA HINU....ARGHH

I LOVE YOU MAMA... I LOVE YOU PAPA...

Terima kasih mawang, aku bersama mawang dan orang-orang yang memilih jalan rumit untuk mengungkapkan rasa sayang.



Di Hari Ulang Tahun Mbah Nini

S O N I 8:05 PM 1
Mbah Ni terlihat tersenyum tipis dan matanya berkaca-kaca memandangi foto jadul diatas meja, bersebelahan dengan sepotong kue dan secangkir kopi milik anak laki-lakinya yang sedang bersiap-siap untuk mengajar di sebuah sekolah luar kota. Dalam  foto itu nampak Mbah Ni ketika seusia ibu muda menggandeng tangan kedua anaknya yang masih kecil dipotret sekitar tahun ’90an. Ia masih tak percaya waktu bergulir begitu cepat, di usianya sudah sepantasnya di panggil Nenek dan anak-anaknya sekarang sudah besar.

Beberapa waktu yang lalu Mbah Ni memutuskan pensiun dari pekerjaannya sebagai pedagang dan menutup toko miliknya yang sudah dikelola lebih dari 30 tahun. Menurut beberapa cerita, Mbah Ni muda adalah seorang wanita pekerja keras sama seperti wanita desa pada umumnya yang juga ikut bekerja disawah sebagai buruh tani, namun bedanya Mbah Ni memiliki keinginan untuk menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi, meskipun banyak orang mencibir dan mustahil untuk diwujudkan. Tak ada yang tahu alasan kenapa Mbah Ni sangat bertekad untuk menyekolahkan kedua anaknya hingga sarjana.

*****


Mbah Ni adalah orang yang memang berkarakter tidak bisa berdiam diri. Untuk mengisi waktu luang dalam masa pensiunnya agar tidak bosan, Mbah Ni mulai membuat sebuah catatan daftar kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.

Belajar mengoperasikan ponsel cerdas Android. Akhir-akhir ini Mbah Ni sangat bersemangat untuk belajar bagaimana caranya menggunakan aplikasi WhatsApp untuk sekedar Video Call dengan cucu-cucunya.

Jadwal memasak. Selain belajar Video Call, Mbah Ni juga belajar mencari kemudian mencatat resep resep makanan yang ia temukan dalam perangkat ponsel cerdas miliknya. Sebagai referensi untuk memperkaya daftar jadwal memasak.

Daftar belanja. Sampo, sabun, odol, perlengkapan mandi lainnya, kopi, teh, cemilan dan daftar kebutuhan lainnya sudah mulai bisa diprediksi oleh Mbah Ni kapan bahan bahan tersebut bakal habis.

Mengumpulkan uang receh. Setelah tidak lagi bekerja, Mbah Ni mulai banyak menghabiskan waktu untuk bersih-bersih rumah. Biasanya banyak ditemukan uang receh yang tersembunyi dan tergeletak, kemudian Mbah Ni mengumpulkan dalam satu wadah sebuah kaleng bekas biskuit.

Berolahraga. Setiap bangun pagi setelah sholat subuh, Mbah Ni menyempatkan diri untuk berolahraga, jalan pelan beberapa meter bolak-balik didepan rumah. Kemudian lanjut memutar VCD player berisi video tutorial senam yang dibelikan oleh anak perempuannya yang bekerja sebagai perawat di luar kota. Mbah Ni menirukan gerakan-gerakan instruktur senam tersebut hingga merasa cukup lelah kemudian istirahat.


*****

Anak laki-lakinya sedang bersiap-siap. Sebelum berangkat bekerja,  ia berbicara pada Mbah Ni yang masih memandangi foto lawas kenangan keluarganya.

"Maaf Mak, selama ini saya menjadi beban Emak yang bekerja siang malam. Hanya untuk menyekolahkan kami hingga sarjana. Hingga Emak tidak sempat untuk berdandan, membeli perhiasan seperti ibu-ibu yang lain. Saya ingin bertanya sesuatu Mak, Emak sekarang sudah pensiun, kalau boleh tahu, di hari ulang tahun Emak ini, apakah harapan Emak yang ingin dicapai, atau keinginan terpendam Emak yang belum sempat untuk diwujudkan karena dulu masih mempunyai tanggungan membesarkan Saya dan Mbak Yu. Saya sama Mbak Yu sekarang sudah bekerja, siapa tahu, mungkin bisa mewujudkan sedikit keinginan Emak"

Mendengar perkataan anak laki-lakinya, membuat air mata Mbah Ni mengalir deras. Dadanya sesak. Sejenak bibirnya bergetar tanpa mengeluarkan satu patah kata pun, kemudian menyerahkan foto yang dipegangnya kepada anak laki-lakinya.

"Sudah kabul nak...harapan Emak sudah kabul...Emak tak pernah mengira mendapat pertanyaan seperti itu. Emak bahagia...Emak bahagia...lihatlah dibalik foto itu. Orang paling bahagia adalah orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri, sekarang Emak bisa pensiun dengan tenang"

Laki-laki itu membalik foto dan menemukan tulisan.

"perawat"

"guru"